Kesehatan mental dipengaruhi
oleh peristiwa dalam kehidupan yang meninggalkan dampak yang besar pada
kepribadian dan perilaku seseorang. Peristiwa-peristiwa tersebut dapat berupa
kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan anak, atau stres berat jangka panjang.
Jika kesehatan mental
terganggu, maka timbul gangguan mental atau penyakit mental. Gangguan mental
dapat mengubah cara seseorang dalam menangani stres, berhubungan dengan orang
lain, membuat pilihan, dan memicu hasrat untuk menyakiti diri sendiri.
Beberapa jenis gangguan mental yang umum ditemukan, antara lain
depresi, gangguan bipolar, kecemasan, gangguan stres pasca trauma (PTSD),
gangguan obsesif kompulsif (OCD), dan psikosis. Beberapa penyakit mental hanya
terjadi pada jenis pengidap tertentu, seperti postpartum
depression hanya
menyerang ibu setelah melahirkan.
Dalam keaadaan pandemic ini
kesehatan mental benar benar dapat terancam.
Karena dalam situasi ini masyarakat harus melakukan aktivitas yang tidak
sebelumnya tidak pernah mereka lakukan. Seperti bekerja, dirumah, belajar
dirumah dan lain sebagainya.
Terutama bagi generasi z yang
keseharianya adalah belajar. Mereka terpaksa harus belajar secara online. Setiap
hari menghadap ke monitor, setiap hari yang ada hanya mengerjakan tugas, dan
hilangnya sosialisasi dengan teman teman mereka.
Kondisi tersebut tentunya bisa
membuat anak stess karena hilangnya kebutuhan sosial dan tekanan pendidikan. Dengan
ini diharapkan lembaga pendidikan mengerti dan memahami akan kebutuhan anak,
karena kesehatan adalah yang paling utama.
Beberapa upaya yang dapat
dilakukan untuk mencegah gangguan mental, yaitu:
- Melakukan aktivitas fisik dan
tetap aktif secara fisik.
- Membantu orang lain dengan tulus.
- Memelihara pikiran yang positif.
- Memiliki kemampuan untuk mengatasi
masalah.
- Mencari bantuan profesional jika
diperlukan.
- Menjaga hubungan baik dengan orang
lain.
- Menjaga kecukupan tidur dan
istirahat.
Beberapa pilihan
pengobatan yang akan dilakukan dokter dalam menangani gangguan mental, antara
lain:
- Psikoterapi. Psikoterapi merupakan
terapi bicara yang memberikan media yang aman untuk pengidap dalam
mengungkapkan perasaan dan meminta saran. Psikiater akan memberikan
bantuan dengan membimbing pengidap dalam mengontrol perasaan. Psikoterapi
beserta perawatan dengan menggunakan obat-obatan merupakan cara yang
paling efektif untuk mengobati penyakit mental. Beberapa contoh
psikoterapi, antara lain cognitive behavioral therapy, exposure
therapy, dialectical behavior therapy, dan sebagainya.
- Obat-obatan. Pemberian obat-obatan
untuk mengobati penyakit mental umumnya bertujuan untuk mengubah senyawa
kimia otak di otak. Obat-obatan tersebut berupa golongan selective
serotonin reuptake inhibitor (SSRI), serotonin-norepinephrine
reuptake inhibitor (SNRIs), dan antidepresan trisiklik.
Obat-obatan ini umumnya dikombinasikan dengan psikoterapi untuk hasil
pengobatan yang lebih efektif.
- Rawat inap. Rawat inap diperlukan
jika pengidap membutuhkan pemantauan ketat terhadap gejala-gejala penyakit
yang dialaminya atau terdapat kegawatdaruratan di bidang psikiatri,
misalnya percobaan bunuh diri.
- Support group. Support
group umumnya beranggotakan pengidap penyakit mental yang sejenis
atau yang sudah dapat mengendalikan emosinya dengan baik. Mereka berkumpul
untuk berbagi pengalaman dan membimbing satu sama lain menuju pemulihan.
- Stimulasi otak. Stimulasi otak
berupa terapi elektrokonvulsif, stimulasi magnetik transkranial,
pengobatan eksperimental yang disebut stimulasi otak dalam, dan stimulasi
saraf vagus.
- Pengobatan terhadap penyalahgunaan
zat. Pengobatan ini dilakukan pada pengidap penyakit mental yang
disebabkan oleh ketergantungan akibat penyalahgunaan zat terlarang.
- Membuat rencana bagi diri sendiri,
misalnya mengatur gaya hidup dan kebiasaan sehari-hari, untuk melawan
penyakit mental. Rencana ini bertujuan untuk memantau kesehatan, membantu
proses pemulihan, dan mengenali pemicu atau tanda-tanda peringatan
penyakit.
Jika diri sendiri atau kerabat
menunjukkan gejala-gejala yang telah disebutkan di atas secara terus-menerus
dan tidak membaik, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter spesialis jiwa
atau psikiater untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut
EmoticonEmoticon